VISI MISI SMP NEGERI 2 BANYUWANGI BERKARAKTER, BERPRESTASI, DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

Kamis

CLASS MEETING 2017

Usai Menjalani Penilaian Akhir Semester, 
Saatnya Berkompetisi Melalui Class Meeting

    Class Meeting merupakan salah satu kegiatan yang masuk dalam program OSIS SMP Negeri 2 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2017/2018. Kegiatan Class Meeting kali ini merupakan kegiatan yang pertama harus dijalankan oleh OSIS yang baru dilantik saat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017 lalu. Seperti kegiatan class meeting tahun-tahun lalu beragam kompetisi siswa selalu berubah-rubah dan dengan mata lomba yang berbeda pula, ada juga mata lomba tetap tidak berubah seperti karaoke antar kelas dan paduan suara.
    Setelah berakhirnya kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS), OSIS SMP Negeri 2 Banyuwangi memprogramkan kegiatan Class Meeting dengan mengawali penyusunan program yang di pandu oleh bapak Winarno selaku Kesiswaan serta bapak/ibu guru pembina seni, pembina ketaqwaan serta pembina olahraga dan disepakati kegiatan dilangsungkan pada hari senin, 11 Desember hingga kamis, 14 Desember 2017.
    Kegiatan Class Meeting kali ini diarahkan untuk mencari bibit-bibit baru untuk menghadapi berbagai kompetisi yang harus diraih kemenangannya oleh sekolah. Cabang-cabang kegiatan class meeting kali ini adalah Hocky, Bola Tangan, Tenis Meja, Seni Hadrah, Seni Tari, Gamelan, Karaouke, Paduan Suara, dan Simapore.
    Ada banyak manfaat yang dapat diambil dalam kegiatan ini, bagi OSIS merupakan salah satu kesempatan untuk melatih, mengasah kemampuan berorganisasi serta bagaimana menjadi pemimpin masa depan. Secara tidak langsung bagi diri siswa merupakan sarana melatih kemampuan menumbuhkan percaya diri dan kemampuan bekerja sama. Ada pun kaitannya dengan meteri pelajaran, tentunya dari kegiatan olah raga sendiri merupakan saat tepat untuk mengaplikasikan teori di kelas menjadi satu kenyataan dan melatih diri untuk menjadi pemimpin di lapangan serta merasakan langsung atmosfer menjadi bintang di lapangan. Intinya dari kegiatan Class Meeting untuk tahun ini adalah mencari bibit-bibit baru yang siap untuk berprestasi dalam bidang seni dan olahraga.

Lomba Karaoke SMP Negeri 2 Banyuwangi

Lomba Tari SMP Negeri 2 Banyuwangi
Lomba Hadrah SMP Negeri 2 Banyuwangi
Lomba Paduan Suara SMP Negeri 2 Banyuwangi
Lomba Hockey SMP Negeri 2 Banyuwangi
Lomba Tenis Meja SMP Negeri 2 Banyuwangi
Lomba Bola Tangan SMP Negeri 2 Banyuwangi
 

Jumat

JUARA BES 2017

SMP Negeri 2 Banyuwangi Meraih Puncak
Dalam Banyuwangi Eco School

Talih Asih BES 2017
    Usaha keras meraih prestasi dalam kegiatan lingkungan hidup, ternyata dapat diraih. Kegiatan yang dikemas dalam Jambore Banyuwangi Eco School yang diselenggarakan tanggal 20 November 2017 ini membawa hasil menggembirakan bagi SMP Negeri 2 Banyuwangi, dimana dalam kegiatan Jambore BES 2017 sekolah mendapatkan penghargaan meraih Juara I Jambore Banyuwangi Eco School yang bertemakan Sumpah Bersama Menjadikan Sekolahku Hijau dan Bersih.
    Penganugerahan penghargaan Juara I Jambore BES 2017 ini bertepatan pada hari Jumat, 8 Desember 2017 dan kegiatannya sendiri diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi. Bagi SMP Negeri 2 Banyuwangi yang merupakan sekolah Adiwiyata Kabupaten Tahun 2014, BES merupakan agenda kegiatan yang memiliki makna tersendiri karena di dalamnya terdapat unsur-unsur pendidikan tentang lingkungan hidup.
    Menjadi Juara I merupakan salah satu prestasi yang luar biasa karena apa yang telah diperjuangkan untuk menjaga sekolah tetap bersih dan hijau mengalami kemajuan dan ada hasilnya. Dengan predikat juara yang telah digenggam merupakan satu tantangan tersendiri bagi sekolah, apakah tahun depan SMP Negeri 2 Banyuwangi mampu mempertahankan gelar ataukah tidak.
    Jika dilihat dari potensi luas lahan, sekolah yang memiliki luas sekitar satu hektar ini memiliki banyak lahan kosong, hingga saat ini perbaikan fasilitas serta pembuatan ruang terbuka hijau (RTH) selalu diusahakan dengan berbagai cara, salah satunya adalah lomba kelas kretif. Lomba kelas kreatif ini memberikan kebebasan kelas untuk berekspresi dengan mempergunakan atau memanfaatkan barang-barang bekas untuk dijadikan sebuah taman atau pun hiasan dalam kelas.
    Selain itu keberadaan taman di depan mushola menjadi tempat representatif untuk dijadikan lokasi selfie atau di depan kelas 7A, 8A, 9A dan juga di sepanjang kelas 7B, 8G, 8H, 9F, 9G, dan 9H juga merupakan salah satu alternatif lokasi ruang terbuka hijau (RTH) yang cukup baik sebagai tempat belajar. Hadirnya RTH di depan kelas merupakan salah satu ide kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam rangka turut membantu tim Banyuwangi Eco School.
    Kesiswaan sebagai pembimbing dalam Banyuwangi Eco School (BES) yang terdiri dari tiga tim yaitu tim Organik, tim An Organik dan tim Jurnalistik memiliki harapan untuk dapat memanfaatkan smpah sekolah yang terdiri dari daun-daunan menjadi sebuah kompos yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai media penyubur tanaman. Sehingga dalam program selanjutnya, diprogramkan untuk dapat mengelolah sampah organik menjadi pupuk dan juga memanfaatkan lebih maksimal lagi untuk sampah An Organik dengan lebih mengedukasi siswa dalam lomba-lomba pemanfaatan barang bekas serta lebih memaksimalkan lagi kemanfaatan bank sampah. Sesuai dengan temanya , "Sumpah Bersama Menjadikan Sekolahku Hijau dan Bersih" semoga tahun depan tim Banyuwangi Eco School (BES) mampu berbicara lebih baik dan berprestasi yang luar biasa.

Dinas Lingkungan Hidup Kab. Banyuwangi
Tim BES SMP Negeri 2 Banyuwangi presentasi dengan tema Darurat Perang Sampah
SMP Negeri 2 Banyuwangi: Tim Yel Yel mempersembahkan lagu tentang lingkungan hijau dan bersih
Ruang Pamer BES SMP Negeri 2 Banyuwangi: Sederhana Tapi Padat

Minggu

FESTIVAL NDHOG NDHOGAN

Festival Ndhog Ndhogan SMP Negeri 2 Banyuwangi
(Lestarikan Tradisi Sejak Tahun 1926)

Pelopor Ndhog Ndhogan: Mbah Yai Abdullah Fakih
    Ndhog-ndhogan bagi masyarakat Banyuwangi selalu identik dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,  tradisi yang muncul sekitar tahun 1926 ini dipelopori oleh Mbah Yai Abdullah Fakih dari Cemoro Songgon Banyuwangi. Endhog-ndhogan adalah produk budaya lokal Banyuwangi. Beberapa bulan setelah deklarasi jam’iyah NU tahun 1926, menjelang bulan Robiul awwal, Mbah Yai Kholil Bangkalan memanggil para alumnus Ponpes Kademangan Bangkalan yang dipimpinnya. Mereka antara lain adalah KH. Hasyim Ashari, pendiri Ponpes Tebu Ireng Jombang, Mbah Yai Abdul Karim pendiri Ponpes Lirboyo Kediri, Mbah Yai Abdul Wahab Hasbulloh pendiri Ponpes Tambak Beras Jombang, Mbah RM.Mudasir (KH.Abdullah Fakih) pendiri Ponpes Cemoro Balak Songgon Banyuwangi, KH.Asmuni pendiri Ponpes Teratai Sumenep Madura, Mbah Yai Ach.Abas Buntet Cirebon, Mbah Yai Nawawi Gersik dan lain-lain. “Mbah Yai Kholil itu ngendika, saiki kembange Islam wis lahir ning Nusantara arupa endhog. Yoiku, kulite NU isine amaliyah ke-NU-an. Kulit tanpa isi kopong, isi tanpa ono kulite ya keleleran.
    Sepulang dan reuni, Mbah Yai Abdullah Fakih yang nama aslinya Mbah Raden Mas Mudasir mengeluarkan pelanca (dipan). Seluruh pinggiran dipan dipasangi gedebog (pohon pisang) kemudian telor yang sudah disunduk dengan sujen dan dihias bunga-bunga ditancapkan pada gedebog tadi. Di tengah-tengah dipan diberi hampir seluruh perabot dapur. Kemudian dipan digotong beramai-ramai oleh para santrinya berkeliling kampung dengan melantunkan salawat dan bacaan dzikir lainnya. Setiap sampai di tikungan jalan kampung, arak-arakan berhenti, dan salah satu santrinya ada yang bertugas sebagai muadzin. Akhir arak-arakan, jodang dipan tadi di bawa masuk ke masjid. Di dalam masjid seluruh hadirin semakin bersemangan melantunkan syair-syair salawat untuk kanjeng Nabi Muhammad SAW. Mulai saat itu santri-santri lulusan Cemoro yang kebanyakan dari masyarakat berbahasa Using, selalu melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Kyainya saat menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Para santri kebanyakan dari Benculuk ke utara sampai Banyuwangi,Giri dan Glagah.
     Itulah sekilas tentang asal muasal dari ndhog-ndhogan, hingga saat ini budaya tersebut masih lestari hingga kini masuk agenda Banyuwangi Festival yang berupa Festival Ndhog Ndhogan 2017. Hari Sabtu, 2 Desember 2017 merupakan puncak dari kegiatan yang dihadiri oleh pejabat pemerintahan kaupaten Banyuwangi termasuk bapak Abdullah Azwar Annas sebagai bupati yang dalam sambutannya mengungkapkan, "Kegiatan ini punya makna yang luas. Selain untuk memperingati Maulid Nabi, kita ingin agar orang-orang di luar Banyuwangi merasakan spirit dan semangat warga kita yang begitu luar biasa dalam memperingati Maulid Nabi. Sehingga ini menjadi syiar budaya Islam yang asli produk kearifan lokal Banyuwangi." 
    Sebagai bagaian dalam kegiatan festival, SMP Negeri 2 Banyuwangi juga mengikuti jalannya kegiatan festival dengan seksama. Tampil dengan mengenakan busana muslim serba putih, sekolah yang terletak di Jalan Ranggawuni ini menampilkan kekhasan peringatan maulid nabi tempo dulu yaitu mengarak jodang yang berisi telur hias, nasi ancak (nasi dan lauk pauk yang di bawa dengan batang daun pisang), dan kendi yang berisi air minum. Setelah kegiatan peringatan maulid nabi di depan Kantor Bupati Banyuwangi, masyarakat dan seluruh siswa yang berkumpul di depan kantor bupati menikmati hidangan yang sudah tersedia.
Bapak/Ibu Guru Bersama Santri SMP Negeri 2 Banyuwangi
Ndhog Ndhogan SMP Negeri 2 Banyuwangi
SMP Negeri 2 Banyuwangi Mengarak Ndhog Ndhogan, Ancak dan Kendi
SMP Negeri 2 Banyuwangi Siap Santap Ancak
Kru Dekor SMP Negeri 2 Banyuwangi